Blog

Edisi 221, 10 Juli 2018

Produktivitas diri adalah sebuah seni.  Ia bukan pendekatan yang ilmiah yang memastikan bila kita memasukan x dan y, maka akan menghasilkan z.  Ia lebih kepada seni mendekati setiap hari, setiap masalah, setiap kejadian dengan optimal.  Kadang kita berhasil dan kadang kita gagal.  Tetapi kegagalan tidak menghalangi kita untuk segera bangkit lagi dan mengupayakan sisa hari yang optimal.  Kegagalan tidak menghalangi kita untuk mengevaluasi hari dengan senyum dan merasa, inilah yang optimal yang bisa kita lakukan pada saat ini.

Bila suatu saat ada staf Anda yang datang ke ruangan Anda dan sharing masalah personal nya ke Anda, tentu Anda mempunyai pilihan untuk ‘mengusir’ dia karena Anda tengah mengerjakan sebuah pekerjaan penting, tetapi kalau Anda memilih untuk memberi prioritas pada staf Anda tersebut karena alasan pekerjaan ataupun personal (sebagai sebuah tindakan baik yang diperintahkan agama) maka Anda akan bisa melakukan itu bila Anda mempunyai tingkat produktivitas diri yang baik.

Bila suatu saat Anda merasa begitu jenuhnya dan hanya ingin menggunakan beberapa saat ke depan untuk berjalan santai di taman di seberang kantor.  Padahal Anda tahu ada deadline penting yang perlu segera Anda selesaikan.  Maka itupun bisa dinilai sebagai produktif, sebagai bentuk perlakuan baik Anda pada diri Anda.

Pada akhirnya, yang dilihat adalah seberapa banyak Anda berhasil untuk fokus pada yang penting dari hari ke hari, dari waktu ke waktu.  Kedalaman fokus dari aktivitas Anda akan bisa mengalahkan sedikit waktu yang diri Anda ‘sedekahkan’ untuk diri Anda ataupun orang lain.  Karena produktivitas diri selalu berfluktuasi dan menikmatinya adalah cara yang lebih baik daripada kita stres karena merasa harus selalu produktif at what cost, in whatever situation.

Satu lagi yang bisa dilakukan dalam situasi ini, berusahalah membuat pola produktivitas diri yang sederhana, yang sesuai dengan kecepatan aktivitas Anda.  Sehingga Anda akan tetap bisa menemukan respond yang tepat pada setiap situasi unik yang dihadapi.

G. Suardhika

Trainer dari training Modern Time Management Jakarta