Manajemen Enerji 1: Makanan

Manajemen Enerji 1: Makanan

Edisi 93, Selasa, 19 Juli 2016

Manajemen enerji 1: Makanan

Di dalam MPD, manajemen enerji terkait dengan kemampuan mengelola fisik kita untuk bisa mendapatkan enerji yang dibutuhkan secara optimal setiap harinya.  Hal ini meliputi pola makan, istirahat dan olah raga.

Makanan yang sehat diperlukan oleh tubuh kita untuk bisa memproduksi enerji yang memadai sepanjang harinya.  Pola makan yang sehat terkait dengan apa yang kita makan, waktu, kuantitas dan urutan.  Kita memiliki 2 tujuan makan yang perlu kita seimbangkan dengan baik, makan untuk kesenangan dan makan untuk kesehatan.  Dengan pengetahuan kita, kita bisa menemukan bagaimana makan untuk kesehatan yang optimal, sehingga hal tersebut sedapat mungkin dijadikan default setting kita, dan pada saat yang lain, kita bisa ‘menyerah diri’ pada makan untuk kesenangan.

Karena pada umumnya di sekitar kita lebih banyak dan lebih mudah mencari makanan yang tidak sehat daripada yang sehat, maka makan untuk sehat memerlukan usaha lebih, berupa perencanaan dan persiapannya.

Dalam pengamatan terbatas saya, rumus sederhana yang saya pegang dalam pola makan adalah:

  • Raw food, seperti sayuran dan buah yang tidak diolah, lebih baik dari processed food. Raw food sebaiknya jangan dimakan berdekatan dengan processed food.
  • Raw food sebaiknya dimakan lebih awal dari processed food. Idealnya berjarak 1 sampai 2 jam.  Kondisi ini yang agak sulit ketika kita makan prasmanan di hotel.  Idealnya kita memulai dengan salad dan buah, tetapi karena jaraknya yang dekat dengan makanan lain, maka manfaatnya tampaknya tidak optimal.
  • Tubuh kita memerlukan sekitar 2 liter air putih setiap harinya. Air putih tentunya lebih bagus dari minuman lainnya.
  • Makan sedikit dalam jarak yang memadai lebih baik daripada makan sekaligus banyak
  • Pada saat makan, sebaiknya kita tidak banyak minum untuk memberikan peluang enzim bekerja dengan optimal.

Mindfull eating (makan dengan awareness penuh, pikiran kita tidak mengawang kemana-mana) diyakini sebagai cara untuk menikmati makanan dengan optimal dan membuat kita aware akan kondisi ‘kenyang’ kita.  Mindfull eating juga memberikan kesempatan yang optimal bagi enzim mulut kita untuk mengolah makanan karena umumnya kita akan mengunyah lebih lama.

Salah satu sebab obesitas adalah mindless eating, sehingga ketika badan kita memberi signal kenyang, kita tidak memperhatikannya karena fokus kita pada enaknya makanan.  Lebih parah lagi, ketika kita sudah bosan dengan makanan tersebut, kita tetap tidak berhenti karena kita terlanjur asyik dengan aktivitas mengunyah kita.  Dengan demikian mindfull eating akan menyebabkan kita makan dengan porsi lebih sedikit.

Cara lain untuk membuat kita makan dengan porsi lebih sedikit adalah gunakan piring yang lebih kecil ketika mengambil makanan.

G. Suardhika

Trainer dari training Modern Time Management Jakarta

Close Menu
×

Hello!

Click one of our representatives below to chat on WhatsApp or send us an email to cs@produktivitasdiri.co.id

× Butuh info?