Edisi 296, 5 November 2019
Bila Anda bertemu dengan bos yang suka marah-marah. Ajukan pertanyaan berikut, apakah ia marah pada setiap staf nya atau tidak? Paling tidak, apakah level kemarahannya berbeda antara satu staf dengan staf lain? Bila Anda tidak sedang berhadapan dengan Atasan yang patologis, maka Anda akan temukan bahwa sejatinya seorang atasan yang galak pun, tidak marah pada setiap orang. Paling tidak, level kemarahannya tidak sama. Kenapa? Karena ada bawahan yang berhasil mengelola atasan dengan baik ada yang tidak.
Kecuali Anda memang seorang ajudan, maka idealnya Anda mulai berupaya untuk membangun relasi 2 P (Profesional to Profesional) bukan 2 A (Atasan to Ajudan). Inilah nature organisasi yang sudah dilupakan oleh banyak pemimpin. Setiap posisi di dalam organisasi memiliki job desc, otoritas, tanggung jawab dan target. Sehingga tugas utama setiap orang sebetulnya adalah untuk memastikan targetnya tercapai. Dan tugas leader yang utama memastikan terjadinya hal tersebut.
Sayang situasinya seperti terbalik. Seolah semua target unit menjadi beban atasan dan tim yang ada adalah asisten untuk mencapai target tersebut. Pada seting seperti ini, sangat mudah Bos terperangkap dalam kesan bahwa semua staf nya adalah ajudan dia dan tugas dia adalah ‘memberikan pekerjaan’ pada mereka setiap hari.
Lalu apa yang bisa dilakukan seorang staf untuk membangun sebuah relasi 2 P bukan 2 A? Pertama-tama tentunya memastikan bahwa ia memahami dengan baik posisinya (job desc, target, dll), lalu memastikan ia menjalankannya dengan baik, mencapai kinerja memuaskan. Dengan demikian, ia membangung bargaining power-nya dalam berhadapan dengan Atasan.
Tentunya proses ini bisa berbeda antara satu atasan dengan atasan lainnya. Bila Anda berhadapan dengan atasan yang profesional, maka bisa diduga bahwa tidak perlu waktu lama untuk dapat membangun sebuah relasi yang profesional. Namun bila Anda berhadapan dengan yang tidak profesional, maka tugas Anda menjadi bertambah. Tidak hanya memastikan pekerjaan anda beres dan target tercapai, tetapi juga memastikan terbangunnya relasi yang profesional dengan atasan tersebut. Salah satu tip dalam melakukan ini adalah ketrampilan dalam mengelola border.
G. Suardhika
Trainer dari training Modern Time Management Jakarta
Leave a Reply