Perspektif Vertikal Prokrastinasi

Perspektif Vertikal Prokrastinasi

Edisi 353, 23 November 2021

Setelah sebelumnya kita membahas multi perspektif prokrastinasi secara horisontal: sebagai sebuah mekanisme coping, impulsivitiy/giving in to feel good dan kegagalan mencapai tujuan.  Maka dalam tulisan berikut kita membahas mengenai perspektif vertikal prokrastinasi, yang bergerak dari mikro ke makro, mulai dari analisis satu aktivitas, beberapa aktivitas dan analisis hidup.

MPD mendefinisikan prokrastinasi sebagai ‘penundaan negatif’, karena ia terkait dengan menunda satu aktivitas penting dengan mengabaikan konsekuensi yang ditimbulkan dari penundaan tersebut.  Dengan definisi tersebut, tidak heran bila pembahasan dan analisis prokrastinasi umumnya terkait dengan mengapa seseorang menunda, apa yang menyebabkannya, pola kecenderungan penundaan aktivitas, membedakannya dengan delay, menentukan delay yang optimal, mempertajam apa yang disebut prokrastinasi, menganalisis dari segi timing, dan seterusnya.  Bisa jadi ini mengasyikan pada level analisis, tetapi sebetulnya mempunyai nilai praktis yang minimal karena terlalu mikro-nya perspektif yang diambil. 

Perspektif yang kedua adalah melihatnya dari perbandingan prioritas.  Pada level ini kita tidak melakukan analisis satu aktivitas tetapi beberapa aktivitas pada suatu saat.  Pada saat inilah konsep Prioritas yang lebih tepat digunakan karena ketika kita memprioritaskan satu aktivitas dari lainnya, maka aktivitas non prioritas akan di-prokrastinasi.

Dalam perspektif ini, kita tidak memusingkan penundaan satu aktivitas sepanjang ada aktivitas penting lain yang dilakukan.  Dan sepanjang secara keseluruhan kita konsisten dengan pilihan aktivitas yang kita ambil untuk mencapai satu tujuan penting tertentu. 

Prioritas tidak selalu berarti pendekatan rasional dalam menentukan aktivitas mana yang lebih penting.  Kadang kita perlu mengabaikan berbagai prioritas tersebut karena berbagai alasan berikut:

  • Lelah: sehingga memilih aktivitas yang ringan dulu atau beristirahat
  • Bosan: sehingga memilih aktivitas menyenangkan dulu
  • ‘Self compassion’: kita menghargai dan menyayangi diri kita karena itu pada saat-saat tertentu mengikuti dorongan kesenangan sesaat kita, yang tidak merusak diri dan membahayakan kepentingan kita.

Ketika pengabaian prioritas ini terjadi, apakah kita melakukan prokrastinasi?  Dalam konteks adanya aktivitas penting lain, bisa jadi iya.  Namun, menyalahkan diri sendiri, kecewa terhadap diri sendiri, lalu berusaha untuk meminimalkan prokrastinasi, kadang tidak bermanfaat atau malah counter productive ketika kita melihat dengan perspektif yang lebih luas.

Dari perspektif vertikal, dari kacamata yang lebih tinggi, kita bisa menemukan bahwa secara keseluruhan, kita masih cukup baik dalam mengelola prioritas harian dan hidup kita.  Manusia bukan robot, dan self compassion dibutuhan untuk membuat kita konsisten mencapai berbagai hal yang bermakna dalam jangka panjang. Disinilah pemahaman yang jernih akan prioritas aktivitas dan prioritas pencapaian tujuan dalam perspektif hidup yang lebih makro, menjadi jauh lebih penting daripada melakukan analisis, overdo, overthinking ketika kita melakukan prokrastinasi dari satu aktivitas tertentu.

G. Suardhika

Trainer dari training Modern Time Management Jakarta

Leave a Reply

avatar
  Subscribe  
Notify of
Close Menu
×

Hello!

Click one of our representatives below to chat on WhatsApp or send us an email to cs@produktivitasdiri.co.id

× Butuh info?