Edisi 81, Selasa, 7 Juni 2016
Seorang yang produktif bisa jadi menjadi mahluk yang aneh di dunia workaholic. Anda bekerja cepat sehingga bagian pekerjaan Anda telah selesai dengan baik, dan Anda bersiap untuk pulang karena ada janji untuk main monopoli dengan anak Anda, yang barusan menelepon Anda. Ketika Anda tengah merapikan meja, Anda baru sadar bahwa banyak cubicle masih berpenghuni dan bahkan Anda masih mendengar Bos Anda berteriak di ruangan sana memanggil rekan Anda untuk meeting. Bos Anda hanya melirik dengan pandangan aneh ke Anda ketika Anda meminta izin pulang, lalu mencoba menanyakan beberapa pekerjaan Anda, ketika Anda menjawab sudah selesai, ia kehilangan alasan untuk menahan Anda.
Workaholic senang menyebarkan teror. Ia akan menganggap rendah orang yang tidak menganggap penting pekerjaannya. Ia senang mengulur waktu dalam rapat. Senang menjadi perfectionist untuk hal yang kurang penting. Dan memusuhi orang yang bisa menyeimbangkan kehidupannya dengan baik. Kerja bagi mereka sudah merupakan candu untuk merasa bermakna dalam hidup ini. Memang begitulah definisi workaholic. Mereka tidak paham bahwa kebiasan tersebut justru menjadi penghambat produktivitas kerja.
Workaholic juga senang menjadi hero, terlihat sibuk tetapi belum tentu perform. Terlihat sangat men-service atasannya, tetapi gagap ketika ditanya hal penting. Biasanya dunia kerjanya adalah dunia satu-satunya. Daripada pulang ke apartemen yang dingin dan kosong. Ia lebih senang overdo pekerjaan sambil menahan orang lain di kantor jadi malamnya terasa ramai. Ia tahu ia bisa bekerja lebih efisien. Ia tahu ia bisa mendelegasikan pekerjaan dengan lebih baik. Tetapi itu semua hanya membuat ia kehilangan malam hari yang marak. Karenanya, ia memilih menjadi zombie. Dengan tampilan seperti zombie karena kurang tidur dan sebetulnya telah kehilangan semangat hidup lainnya selain sukses di kantor. Sang zombie senang menteror orang yang ingin pulang kantor duluan…..hihihi……
Sayangnya sebagian perusahaan menganggap hero para workaholic, bahkan mengembangkan budaya woraholic. Pada saat itu terjadi, kita tahu siapa yang duluan keluar dari perusahaan tersebut, bisa jadi orang-orang yang produktif. Bila Anda termasuk salah satu orang yang merasa asing di tengah dunia workaholic, jangan lupa, bahwa sebetulnya Anda-lah yang normal diantara mereka.
G. Suardhika
Trainer dari Training Modern Time Management Jakarta