Edisi 100, Jumat, 12 Agustus 2016
Kehidupan manusia modern, telah mendorong tidur kita ke semakin malam dan semakin larut lagi. Sebagian dari kita yang kerja di pusat kota dan tinggal di pinggirannya, akan merasakan berangkat gelap dan pulang gelap. Kalau sampai di rumah saja, sudah jam 7 atau 8 malam, maka pada kebanyakan orang perlu transisi 1 atau 2 jam untuk sampai ke tidur. Itupun berarti hanya tersisa sedikit waktu untuk bercengkerama dengan keluarga.
Sebetulnya, bila itu terjadi maka 7 jam tidur bisa didapat dan itu memadai. Namun karena banyaknya masalah yang dibawa orang sampai ke menjelang waktu tidurnya, maka ia semakin sulit untuk bisa tidur dengan cepat dan nyenyak. Belum lagi ditambah ‘gangguan’ lain berupa acara menarik di TV. Sehingga waktu untuk bersama keluarga semakin berkurang. Tidak heran, kalau kemudian sebagian orang datang bekerja dalam kondisi kurang tidur….Untung belum sampai menjadi ‘zombie’.
Daniel J Levitin, seorang neuroscience yang mempelajari proses bekerjanya otak, mengatakan dalam bukunya Organized Mind, kekurangan tidur sehari saja, sudah akan mengganggu cognitive performance kita selama berhari-hari.
Bila memang demikian, kenapa masih ada perusahaan yang menuntut pekerjanya lembur terus-menerus? Padahal pekerjaannya menuntut kemampuan kognitif yang tinggi. Tambahan waktu tidak akan dapat mengkompensasi berkurangnya ketelitian, kecepatan, apalagi kualitas keputusan dan penyelesaian masalah.
Jangankan pekerjaan yang kompleks. Sebuah pekerjaan di ‘ban berjalan’ saja, bila dikerjakan dalam kondisi setengah tidur, akan dapat meningkatkan defect product-nya dan bahkan bisa menimbulkan kecelakaan kerja. Sulit untuk mengharapkan kinerja yang baik, pada saat yang terbayang adalah enaknya tidur.
Setiap orang idealnya bersahabat dengan tubuhnya untuk mengetahui pola tidur yang nyaman buat dia. Pada umumnya, dikatakan bahwa tidur yang cukup adalah sekitar 8 jam. Kebiasaan untuk tidur pada waktu yang sama setiap harinya akan membantu tubuh kita membentuk pola yang sehat. Levitin kemudian mengutip penelitian lain yang mengatakan, ketika seorang pebasket profesional mendapatkan tidur 10 jam per hari, maka kemampuannya memasukan bola ke jaringnya meningkat sampai 9 persen (halaman 189)
Jadi, kalau anda banyak masalah, jangan biarkan waktu Anda terganggu dengan masalah tersebut. Usahakanlah untuk tetap memproteksi waktu tidur Anda, sehingga Anda bisa tetap fresh mencari pemecahan yang kreatif. Waktu tidur Anda berkurang minggu ini? Kalau begitu prioritaskan mencukupi waktu tidur Anda dulu di weekend ini. Happy sleeping.
G. Suardhika
Trainer dari training Modern Time Management Jakarta