Better then Before (2015) by Gretchen Rubin

Better then Before (2015) by Gretchen Rubin

Edisi 120, Jumat, 25 November 2016

Pendekatan dari sebuah buku ‘self help’, sebuah buku yang menekankan pada manfaat bagi pengembangan/pengelolaan diri seseorang, bisa dipetakan dari berbagai kutub pendekatan berikut ini: ilmiah vs praktis, umum/helicopter view vs detail.  Bila dalam buku The Power of Habit, Duhigg mempesona kita dengan membawanya pada berbagai penelitian ilmiah terkait ‘Kebiasaan’, maka dalam buku ini, Rubin memberikan pendekatan yang berbeda.

Gretchen Rubin adalah seorang dengan latar belakang pendidikan hukum dan pernah bekerja menjadi staf administrasi seorang hakim, ketika ia merasa bahwa yang benar-benar ia inginkan adalah menjadi seorang penulis.

Dengan latar belakang seperti itu, kita bisa melihat pendekatannya yang detail dan praktis terhadap topik yang tengah ia geluti.  Setelah bukunya terkait ‘Kebahagiaan’ cukup sukses di pasar, maka ‘Kebiasaan’ adalah topik berikutnya yang ia pilih.  Karena sebuah alasan berikut:  ternyata untuk mencapai kebahagiaan, orang perlu mengubah berbagai kebiasaan buruknya.

Sebagai pembaca dengan minat yang luas, Rubin tentunya tidak kesulitan untuk menggali berbagai literature ilmiah yang terkait dengan topik ‘Kebiasaan’, ia juga membebaskan dirinya untuk mengambil kesimpulan dari menggali pengalaman dirinya dan orang-orang di sekitarnya, sehingga hasilnya adalah suatu integrasi pemahaman ilmiah dan pengalaman praktis.

Darisana ia mencoba memformulasikan sebuah pemahaman yang dapat mempermudahnya, dan para pembacanya tentunya, mengenai barbagai tool dan pendekatan dalam membentuk sebuah kebiasaan baik dan meninggalkan kebiasaan yang buruk.

Di bagian pertama bukunya, ia membagi kecenderungan manusia dalam menanggapi sebuah harapan dari luar menjadi 4 kelompok: Upholder (mereka yang dapat mengikuti tuntutan dari luar dan dalam dirinya dengan baik), Questioners (mereka yang hanya mengikuti harapan yang ‘masuk akal’), Obligers (mereka yang dapat mengikuti tuntutan dari luar dengan baik, tetapi kesulitan mengikuti dorongan dari dalam dirinya) dan Rebels (mereka yang punya kecenderungan untuk ‘menentang’ sebagai bagian dari ‘kebebasan dirinya’).

Memahami perbedaan di atas, menurut Rubin, akan mempermudah kita memahami proses pembentukan kebiasaan yang berbeda.

Buku ini fokus pada 4 area pembentukan kebiasaan: kebiasaan makan, tidur, aktivitas kerja (berdekatan dengan topik Manajemen Waktu) dan olah raga (halaman 58).

Menurut saya, yang menarik dari buku ini adalah usahanya untuk menemukan tip agar kita dapat membentuk kebiasaan yang diinginkan dan meninggalkan kebiasaan buruk.  Tip ini bisa terkait dengan mengubah lingkungan, memberikan treat dan bukan reward (halaman 191 dan 201), melakukan pairing, dan lain-lain.

Rubin juga mengingatkan kita akan berbagai kecenderungan kita untuk membenarkan kebiasaan buruk kita dalam pembahasannya mengenai ‘loophole-spotting’ (hal 170).

Setelah membaca tulisan yang sangat berorientasi ilmiah dari Charles Duhigg, maka membaca buku Gretchen Rubin ini seperti melengkapi perspektif praktis yang dibutuhkan untuk dapat membentuk kebiasaan yang kita inginkan.

Kualifikasi Buku:

Tingkat kesulitan (menggambarkan kesulitan bahasa dan pembahasan):  Sedang

Tingkat relevansi (menggambarkan keterkaitan dengan konsep praktis produktivitas diri): 70%

Level bacaan: menengah

Recommended Video

https://www.youtube.com/watch?v=cMGNCxQpeeA&t=7s

Close Menu
×

Hello!

Click one of our representatives below to chat on WhatsApp or send us an email to cs@produktivitasdiri.co.id

× Butuh info?