Edisi 212, 15 Mei 2018
Seperti telah diuraikan sebelumnya, produktivitas diri terkait dengan kemampuan untuk mengelola moda kinerja dan moda keterlibatan dengan baik. Terlalu fokus pada kinerja, akan mendorong kita untuk bekerja efisien, tetapi bisa jadi tidak efektif, tidak impactfull.
Sementara itu, menikmati moment melalui keterlibatan penuh dalam menjalankan suatu aktivitas mempunyai beragam nuansa. Keterlibatan ada yang mempunyai tantangan rendah yang muncul ketika orang berada di area nyaman dan tidak melakukan stretching. Stres biasanya akan timbul karena kebosanan. Karena dorongan kodrati manusia untuk tumbuh membuat keterlibatan dalam satu aktivitas akan lebih optimal dan nyaman (flow) bila ada gap antara kemampuan dan tantangan yang ada.
Produktivitas Diri bukanlah hedonis. Hedonis disini saya artikan sebagai keinginan untuk berada di area nyaman dan melindungi area nyaman kita dengan menghindari tantangan. Dalam konteks tersebut, inilah ketrampilan yang dibangun: selalu memilih apa yang menyenangkan untuk dilakukan. Serta menghindari hal yang tidak menyenangkan sejauh mungkin, sampai akhirnya berada dalam kondisi terpaksa melakukan. Orang seperti ini biasanya berusaha menemukan alasan dari berbagai kemalasan dan kegagalan dan akan berupaya menjaga konsep diri positif di atas berbagai alasan ketidakberhasilan.
Jelas orientasi pada kesenangan dan kenyamanan hidup dalam porsi yang pas diperlukan, overdosis akan menyebabkan kita membangun set ketrampilan yang tidak produktif, seperti ketrampilan mengatasi kebosanan dan mencari alasan kegagalan. Sementara itu dosis yang tidak memadai dalam menikmati hidup akan menyebabkan kita memacu kehidupan kita terlalu kencang tanpa bisa menikmatinya. Pada umumnya, orang-orang tersebut didorong oleh fear dalam bekerja sedemikian rupa sehingga mereka merasa bersalah ketika beristirahat atau bahkan berlibur.
G. Suardhika
Trainer dari training Modern Time Management Jakarta
Leave a Reply