Ketidakberdayaan Menghadapi Interupsi

Ketidakberdayaan Menghadapi Interupsi

Edisi 277, 2 Juli 2019

Salah satu sumber stres utama bekerja di Perusahaan adalah perasaan tidak berdaya ketika menghadapi interupsi.  Perasaan ini bersumber dari persepsi bahwa yang namanya karyawan/bawahan harus selalu siap menerima perintah atasan.

Dengan persepsi tersebut maka interupsi dilihat sebagai bagian dari perwujudan otoritas.  Sepanjang interupsi datang dari ‘atas’ maka harus dikerjakan.  Sebagian individu tidak hanya gagal mengelola interupsi yang datang dari Atas, tetapi juga yang datang dari kolega atau bahkan dari staf nya.  Dalam situasi tersebut, tekanan di tempat kerja menjadi begitu tinggi.

Beberapa orang mengatasi beban kerja yang meningkat karena interupsi ini dengan berbagai cara, diantaranya: memperbanyak waktu kerja, mencari jalan pintas, meminta tambahan staf, memarahin tim atau kolega yang lagi minta bantuan (terutama pas lagi stres) dan mencoba menegosiasikan pekerjaan dengan atasan.

Tentu saja sebagian cara tersebut bisa mengatasi masalah.  Tetapi kalau sumber masalah tidak dikelola dengan baik maka biasanya interupsi yang terjadi semakin lama semakin besar dan kita makin merasa tidak berdaya dan frustasi.

Untuk itu kita tidak hanya perlu memahami aspek taktis dalam menangani interupsi, tetapi juga memahami sumber munculnya interupsi atau akar masalah dari interupsi tersebut.  Dengan cara itu, diharapkan kita bisa meninggalkan frustrasi karena rasa tidak berdaya, dan lebih mampu mengelola interupsi dengan baik, termasuk mengurangi kemunculannya di masa depan.

G. Suardhika

Trainer dari training Modern Time Management Jakarta

Leave a Reply

avatar
  Subscribe  
Notify of
Close Menu
×

Hello!

Click one of our representatives below to chat on WhatsApp or send us an email to cs@produktivitasdiri.co.id

× Butuh info?