Edisi 311, 19 Mei 2020
Salah satu hal menarik dari procrastination adalah multiplier efeknya yang bisa mengenai seluruh aspek hidup seseorang. Ini bisa kita pahami dari lingkaran setan procrastination berikut ini: saya menunda karena saya lagi malas –> lalu saya bertanya-tanya: jangan-jangan bukan karena saya malas, tetapi karena saya tidak mampu? –> Atau, jangan-jangan saya sebetulnya orang yang gagal –> Lalu, kayaknya saya tidak mampu mencapai apapun dalam hidup saya ini.
Rangkaian procrastination yang dilakukan menyebabkan kita meragukan bahwa ini bukan lagi karena faktor situasi, tetapi karena memang kita tidak mampu melakukannya. Dari faktor situasi ke faktor kemampuan. Ketika procrastination semakin meluas, kita mulai meragukan bahwa permasalahannya bukan lagi karena ketidakmampuan kita pada satu hal tertentu, tetapi memang kita orang yang gagal dalam hidup. Dari faktor kemampuan pada satu aspek ke faktor ketidakmampuan, kegagalan secara keseluruhan.
Ketika hal di atas terjadi, maka procrastination sudah menghancurkan kepercayaan diri seseorang. Lalu ketika berbagai rangkaian kegagalan kita alami sebagai akibat kecenderungan kita untuk procrastinate, maka lama kelamaan kita semakin merasa tidak berdaya. Saya tidak mampu naik klas, saya tidak mampu masuk ke perguruan tinggi yang saya inginkan, saya tidak bisa bekerja di perusahaan yang baik, saya mungkin mampunya cuma bekerja ini saja. Sehingga akhirnya kita mengalami procrastination kronis. Procrastination yang sudah mengenai seluruh diri dan hidup kita.
G. Suardhika
Trainer dari training Modern Time Management Jakarta
Leave a Reply