Edisi 27, Selasa, 1 Desember 2015
Apa aktivitas paling penting yang perlu saya lakukan hari ini? Bagaimana cara mengerjakan pekerjaan tersebut dengan lebih efisien? Apa kaitan dari berbagai aktivitas tersebut dengan apa yang ingin saya capai dalam hidup saya?
Begitulah sebagian pertanyaan dari moda produktif. Goal dari moda produktif adalah mengoptimalkan resource dan waktu kita untuk mencapai tujuan hidup kita.
Ketika aktivitas produktif menjadi fokusnya, maka aktivitas menyenangkan menjadi ‘tempat’ beristirahatnya. Karena ketrampilan untuk melakukan aktivitas produktif terus dilakukan, maka semakin lama kita semakin bisa menikmati proses produksi. Proses produksi sendiri pada dasarnya mempunyai kenikmatan yang lebih dibandingkan proses konsumtif.
Coba bandingkan antara kepuasan menyelesaikan suatu pekerjaan yang sulit dengan membeli sebuah mobil baru. Kepuasan membangun tim yang kompak, dengan berjalan-jalan ke Bali. Kepuasan mendapatkan sebuah proyek setelah presentasi yang sulit dibandingkan dengan berbelanja ke mall. Kepuasan menghasilkan karya (tulisan, lukisan, dll) dengan membeli perhiasan.
Kalau Anda tidak sepakat bahwa aktivitas produktif lebih menyenangkan daripada konsumtif, mungkin argumen berikut bisa membantu, aktivitas produktif mempunyai efek yang menyenangkan yang lebih panjang dibanding aktivitas konsumtif. Anda akan lebih cepat jenuh dengan aktivitas konsumtif daripada aktivitas produktif yang ada di sweet spot (interseksi antara minat, kompetensi dan purpose) Anda.
Kadang sulit bagi kita untuk menghindari bencampurnya motivasi antara berkarya dan mendapatkan penghasilan dari karya tersebut. Karena itu tidak terlalu penting untuk memisahkan keduanya, karena persoalannya bukan memilih salah satunya, tetapi mengutamakan kepuasan intrinsiknya (kepuasan dari dalam diri), dibandingkan ekstrinsik.
Tentunya bukan berarti kita mengabaikan aspek kompensasinya. Bahkan bisa jadi pada suatu saat kita mengutamakannya dibanding yang lainnya. Yang penting adalah kita menentukan pilihan itu secara sadar sehingga kita tahu apa yang tengah kita korbankan.
Seseorang yang baru masuk ke pekerjaan baru, atau baru mengalami suatu kejadian yang luar biasa dalam hidupnya, bisa jadi ia masuk ke dalam moda survival. Tentunya itu adalah hal yang wajar. Pada saat itu ia hanya fokus pada menenangkan diri dan memperkecil jumlah ‘korban’. Yang penting adalah ia menjadikan moda produktif sebagai default-nya, selalu berusaha kembali ke moda produktif-nya.
Moda produktif ditandai dengan memastikan kembali arah kapalnya sudah benar ke tujuan yang ingin dicapai dan memacu kapal seoptimal mungkin ke arah sana.
Karena nature dari mahluk hidup adalah bertumbuh, maka bisa jadi moda produktif adalah moda yang paling natural bagi kita. Hanya tidak adanya etos kerja produktif di sekeliling kita dan tarikan gaya hidup konsumtif yang begitu besar, membuat kita mudah terjatuh pada moda pleasure.
Bila kita membiasakan untuk meletakan moda produktif dalam hidup kita sehari-hari, maka kita akan lebih memastikan kesiapan kita untuk menghadapi berbagai tantangan di kemudian hari. Kita menjadi sensitif tentang penggunaan waktu kita. Kita menjadi concern akan optimasi dari kemampuan dan minat kita. Dan kita memastikan bahwa kita sudah on track dalam mencapai apa yang penting bagi hidup kita.
G. Suardhika
Trainer dari Training Modern Time Management Jakarta