Edisi 193, 16 Januari 2018
Seni terakhir dalam pengelolaan DA adalah bagaimana memanfaatkan lupa. ‘Memanfaatkan lupa’? Lupa adalah faktor penting dalam kehidupan kita. Kita bisa menjalani hidup dengan lebih baik, bila kita bisa melupakan kejadian masa lalu yang menghambat kita. Hubungan kita dengan orang lain bisa lebih baik bila kita melupakan kesalahan mereka yang tidak sengaja ataupun yang tidak penting.
Dalam mengelola DA, MPD juga meyakini bahwa lupa mempunyai peran strategik. Berbeda dengan GTD yang beranggapan bahwa kita perlu membuat daftar yang lengkap mengenai apa yang perlu dan ingin kita lakukan dalam semua hal sedetail mungkin, MPD memilih untuk fokus pada hal-hal yang paling penting dan di luar itu kita boleh melupakan ‘secara strategik’.
GTD meyakini bahwa bila kita memproses semua pending item kita, baik yang sudah kita tulis ataupun yang masih ada dalam keinginan kita, maka kita akan menemukan keinginan-keinginan kita lainnya, yang mungkin lebih penting yang selama ini terpendam. Yang berarti akan lebih banyak lagi hal yang kita tulis dan akhirnya perlu dituangkan dalam file someday/maybe.
Dasar dari mekanisme GTD adalah menuangkan apa yang menjadi perhatian kita (yang kita ingat, yang mengganggu kita), ke dalam sebuah catatan sehingga pikiran kita tidak terganggu lagi oleh ingatan tersebut. Dengan kata lain GTD menekankan pendekatan bottom up, mulai dari membersihkan perhatian dan ‘keresahan’ kita dan kemudian dari sana kita bisa menemukan keinginan kita yang lebih dalam.
Sementara itu MPD lebih menekankan pada proses top down melalui tahapan Direction, menentukan tujuan hidup dan menurunkannya menjadi prioritas aktivitas di dalam berbagai area hidup. Dengan pendekatan tersebut, MPD meyakini bahwa sepanjang kita sudah on track dalam hal tersebut maka melupakan hal di luar itu menjadi mungkin dan perlu untuk mempermudah kita menemukan fokus kita. Inilah yang disebut sebagai lupa yang strategik.
Ada 2 jenis hal yang ada di dalam mind kita, actionable dan non actionable. Non actionable terkait dengan ide dan keinginan-keinginan kita. Actionable bisa terdiri atas 3 hal: terkait hal yang ada di dalam komitmen kita, belum masuk ke komitmen tetapi berada dalam near future kita (1 tahun), belum jelas kapan dan apakah akan dilakukan (someday/maybe). Lupa yang strategik lebih banyak kita lakukan dalam kelompok ketiga ini. Apa yang ada di dalam komitmen berarti kita sudah memutuskan dan sudah berjanji, pada orang lain ataupun diri sendiri, untuk melaksanakan hal tersebut karena itu penting bagi diri kita/organisasi. Yang ini, tentunya perlu kita monitor dengan baik.
G. Suardhika
Trainer dari training Modern Time Management Jakarta
Leave a Reply