Edisi 151, Selasa 23 Mei 2017
Link yang lain yang menghubungkan antara kinerja dan produktivitas diri terjadi melewati ‘kapasitas diri’. Pemberian target untuk pencapaian suatu kinerja tertentu, sebetulnya hanya bisa dicapai bila seseorang mengembangkan dirinya dengan optimal. Melalui sebuah proses belajar yang tepat, diantaranya deliberate practice yang kita akan bahas di edisi berikutnya, maka seseorang bisa terus meningkatkan kapasitasnya se-optimal mungkin.
Kapasitas + situasi akan menghasilkan kinerja. Artinya walaupun seseorang sudah mencapai kapasitas yang tinggi, tetapi faktor-faktor situational dapat menghambatnya menunjukan kinerja optimalnya. Seorang atlit yang tidak perform karena sedang sakit. Atau seorang pemain yang kalah dari pemain yang ranking-nya di bawah dia karena ia sedang berada di level bawah kinerjanya sementara itu lawannya sedang berada di level tertingginya. Kinerja memang bisa menunjukan level kapasitas seseorang tetapi kapasitas bukan satu-satunya penentu level kinerja seseorang.
Kapasitas dalam olah raga tidak hanya menunjuk pada kesiapan fisik, peningkatan ketrampilan, reflek yang baik, dan seterusnya. Tetapi juga terkait aspek psikologis: motivasi juaranya yang menurun, kemampuan dia mengendalikan emosi yang ada, dan seterusnya.
Di tempat kerja, situasinya bisa jadi lebih kompleks. Walaupun sudah ada kompetensi yang menggambarkan mengenai seorang profesional ataupun karyawan ataupun pemimpin yang ideal, tetapi faktor budaya, kondisi organisasi, tipe kepribadian dari stake holder kita (mereka yang terkait dengan kita di tempat kerja), beban kerja sampai dengan target dan dead line yang tengah kita hadapi akan ikut menentukan seberapa berhasil kita perform dan meningkatkan kapasitas kita untuk memenuhi tantangan yang ada.
Tidak ada satu panduan yang baku dan ketat mengenai pengembangan kapasitas yang kita perlu lakukan di tempat kerja. Walaupun beberapa perusahaan yang sudah cukup baik memberikan competency development plan pada kita, tetapi perencanaan tersebut toh bukan sesuatu yang sifatnya pasti, layaknya rumus matematika.
Apakah kita harus belajar x atau y, apakah kita perlu belajar lewat training atau internet, seberapa banyak kita perlu belajar dari buku dan buku apa, apakah kita perlu ikut proyek a atau b. Dan pada akhirnya faktor subyektif juga bisa ikut menentukan promosi atau tidak promosinya seseorang yang seringkali dikaitkan dengan keberhasilan orang tersebut menunjukan kinerjanya.
Namun di tengah situasi yang kompleks tersebut, kita perlu tetap meyakini bahwa peningkatan kapasitas diri adalah syarat utama dari terjadinya kinerja. Dan peningkatan kapasitas diri juga penentu level produktivitas diri yang bisa kita capai. Seorang dengan tingkat produktivitas tinggi tetapi kapasitasnya rendah tentu tetap mempunyai tingkat impact yang lebih rendah bagi organisasi dan dirinya dibanding dengan mereka yang berada dalam level kapasitas (dan kompetensi) yang lebih tinggi.
Karenanya memahami roadmap peningkatan kapasitas bagi diri kita tetap perlu kita lakukan di tengah situasi yang sekompleks apapun. Kemudian, tentu menjalankan roadmap tersebut. Apalagi karena karir lebih merupakan agenda personal daripada organisasi.
G. Suardhika
Trainer dari training Modern Time Management Jakarta
Leave a Reply