Edisi 274, 18 Juni 2019
Dengan menjalankan proses Alur Produktivitas dengan baik dari Directing sampai dengan Planning, kita akan menemukan Daftar Aktivitas (DA) yang berkualitas, yang dieksekusi di Acting-Executing. Coba kita bayangkan dulu dunia ideal dimana setiap mimpi kita terwujud, ini berarti antara Directing & Executing berjalan dengan sangat lancar, sehingga begitu kita memformulasikan dengan baik mimpi kita di Directing, maka kita sudah mempunyai mekanisme yang baik untuk mewujudkan melalui perencanaan dan pelaksanaan.
Namun, tentu tidak demikian adanya. Di area Acting terjadi pertempuran kepentingan, antara kepentingan diri yang dibawa dalam area Acting Executing dengan kepentingan pemegang kepentingan yang diproses di dalam Acting Responding.
Tidak semua orang merasakan perang ini. Salah satu alasannya karena sebagian orang tidak mempunyai proses Directing sampai dengan Acting yang baik, sehingga yang dominan di area Acting adalah Acting Responding, bukan Acting Executing.
Kelompok seperti ini umumnya cenderung lebih reaktif dalam perilakunya. Agenda sehari-harinya lebih banyak diisi oleh memenuhi kepentingan orang lain. Kok bisa? Ya karena ia sendiri tidak mempunyai kepentingan yang jernih akan apa yang ingin dicapai dalam hidupnya.
Ketika kita bekerja pada sebuah organisasi, sebetulnya kita tengah mempertemukan kepentingan kita dengan organisasi. Idealnya tentu tidak bersifat transaksional material semata, yaitu yang didapatkan hanya kompensasi semata, tetapi juga alignment dengan career dan life goal. Dengan mengupayakan itu maka kita bisa membangun kompetensi, ketrampilan dan pengalaman yang bermanfaat untuk karir dan hidup.
Setelah kita berada di dalam organisasi, maka pertempuran kepentingan yang ada menjadi lebih kompleks. Ada kepentingan berbagai stake holder yang menuntut perhatian, waktu dan enerji. Tanpa kejernihan dalam Acting Executing, akan sulit buat seseorang untuk mendapatkan manfaat dari dinamika yang ada.
Kepentingan pihak lain bisa datang dalam format yang pas, seperti melalui rapat atau email sehingga kita bisa mengaturnya dalam agenda sesuai prioritas kita. Tetapi bisa juga datang dalam bentuk interupsi, yang mengganggu agenda yang tengah berjalan.
‘Biaya’ interupsi pertama terjadi dengan pecahnya perhatian karena perlu mengalihkan perhatian pada interupsi tersebut. Pembahasan lebih detail mengenai hal tersebut akan dilakukan di bawah topik Acting Responding, dalam pembahasan Alur Produktivitas. Namun, sebagian pembahasan akan dilakukan di seri ini, Mengelola Interupsi.
G. Suardhika
Trainer dari training Modern Time Management Jakarta
Leave a Reply