Four Seconds by Peter Bregman (2015) – Recommended Book

Four Seconds by Peter Bregman (2015) – Recommended Book

Edisi 26, Jum’at, 27 November 2015

Four Seconds:

All the time you need to stop counter productive habits and get the result you want (2015)

by Peter Bregman (2015)

Ini adalah buku ketiga Bregman, setelah sebelumnya memberi judul bukunya, 18 minutes.  Bila kita tidak mengenal Bregman dan hanya membaca kedua judul tersebut, sulit untuk menduga bahwa kedua buku ini mempunyai kaitan dengan produktivitas diri.  Tapi bolehlah kita baca sub judulnya, ‘all the time you need to stop counter-productive habits and get the results you want’.

Bregman kolumnis Harvard Business Review, adalah seorang konsultan leadership.  Kedua bukunya ini, 18 minutes dan Four Seconds, sangat terkait dengan produktivitas diri.  Tapi kali ini kita bahas dulu bukunya yang terakhir, Four Seconds.

Ciri tulisan Bregman adalah tulisan-tulisan singkat, sepanjang 4 sampai 6 halaman, banyak berasal dari pengalaman pribadinya, personal ataupun profesional, lalu ditariknya menjadi sebuah kesimpulan yang memberikan inspirasi.  Terdapat 51 tulisan di buku ini, yang dimuatnya di dalam 250 an halaman.  Kekuatan Bregman, yang saya sukai adalah sudut pandangnya yang unik, yang membuat buku ini menarik dan bermanfaat.

Buku ini dibagi atas 3 bagian.  Pertama: mengubah mindset.  Kedua: memperkuat hubungan.  Ketiga: memperkuat kebiasaan kerja.  Bagi saya, bagian pertama adalah yang paling menarik.  Berikut beberapa bab yang menarik dari buku ini.

Pada bab 11, Bregman mengemukan perspektifnya dalam membedakan antara ‘mengalami’ dan performing ketika ia melangsungkan pernikahan. Ketika kita melihat menikah sebagai sebuah pertunjukan (performing) akan megah atau menariknya acara di depan undangan, maka kita menjadi sangat hati-hati dalam mempersiapkan dan khawatir ketika menjalankan prosesinya.  Sementara itu, dengan ‘mengalami’ kita mengubah fokus kita pada menghayati proses yang ada tanpa berusaha untuk menjadi sempurna, sehingga kita bisa menertawakan berbagai kekurangan yang ada.

Do nothing adalah salah satu alternatif yang valid, ketika kita menghadapi masalah.  Saya sering mendengar alternatif ini di klas MBA saya yang sepenuhnya menggunakan studi kasus.  Salah satu tulisan yang menceritakan tentang munculnya luka memar di tangannya, mengingatkan akan efektivitas dari pilihan ini (Bab 33).

Setelah berbagai alternatif treatment ditempuh dan tidak mendatangkan hasil, dokter yang merawat Bregman menyarankan alternatif ‘do nothing’, tidak melakukan apa-apa.  Dan ternyata alternatif tersebut justru yang mendatangkan hasil.  Sebagai pemimpin, kadang kita merasa tidak melakukan apa-apa itu sebagai bentuk pengabaian, sehingga kita memilih action dan control, yang bisa berujung pada over control dan menimbulkan efek negatif pada tim kita.

Isi buku lainnya, diantaranya, terkait dengan bagaimana seorang leader perlu memahami apa yang bisa diubah dan tidak dari stafnya dan bagaimana kemudian menerima yang tidak bisa diubah (Bab 23 dan 26) dan bagaimana seorang leader perlu menentukan antara membiarkan staf gagal sehingga ia bisa belajar darinya atau mencegah kegagalan stafnya, yang Bregman ambil dari pengalamannya mengajarkan anaknya bermain sepeda (bab 38).

Jadi apa yang bisa Anda harapkan dari buku ini?  Be inspired.  Bregman menjadikan ke-51 tulisan tersebut sebagai tulisan yang ringan, namun mendorong perenungan yang lebih dalam untuk mendapatkan manfaat dalam perbaikan sudut pandang kita.

Lalu kaitannya dengan produktivitas diri?  Saya kira seluruh ide dari dari buku ini bisa membantu kita meningkatkan produktivitas diri karena dengan mempertanyakan berbagai mindset kita dan memperbaikinya, kita menemukan cara yang lebih baik untuk menjadi produktif.

Terkait judulnya, kenapa menggunakan istilah Four Seconds?  Bregman meng-claim hanya diperlukan 4 detik untuk menunda reaksi tidak produktif dan menggantinya dengan reaksi yang tepat.  Kalau Anda familiar dengan 7 Habits Covey, bisa dibilang ini adalah waktu yang diperlukan untuk berubah dari reaktif menjadi proaktif.  Kebiasaan pertama dari 7 habits tersebut.

Kualifikasi Buku:

Tingkat kesulitan (menggambarkan kesulitan bahasa dan pembahasan):  Rendah

Tingkat relevansi (menggambarkan keterkaitan dengan konsep praktis produktivitas diri): 70%

Level bacaan: menengah (karena tingkat kedalaman inspirasinya)

Recommended Video

Wawancara yang baik terkait dari buku ini ada di video youtube:

ExecuNet Interview – Peter Bregman – Four Seconds Book Review: https://www.youtube.com/watch?v=j2pPRHhsVbw

G. Suardhika

Trainer dari Training Modern Time Management Jakarta

Close Menu
×

Hello!

Click one of our representatives below to chat on WhatsApp or send us an email to cs@produktivitasdiri.co.id

× Butuh info?