Manajemen Enerji 2: Istirahat dan Olah Raga

Manajemen Enerji 2: Istirahat dan Olah Raga

Edisi 94, Jumat, 22 Juli 2016

Faktor kedua adalah istirahat, yang terdiri dari tidur yang cukup ataupun break di tengah kerja.  Tidur yang cukup umumnya berarti 7 sampai 9 jam per hari.  Dari berbagai penelitian tidur siang yang singkat merupakan cara terbaik untuk restore enerji di siang hari.  Tentunya dalam pola kerja kita sekarang agak sulit untuk men-justify tidur siang ini, kecuali kalau Anda termasuk orang yang bisa tidur dalam waktu singkat dalam kondisi duduk.

Jeda yang memadai umumnya berarti 15 menit setiap 90 menit bekerja.  Ada orang yang mempunyai kebutuhan untuk diatur secara external.  Mereka nyaman dengan menggunakan stop watch untuk mengatur jedanya.  Tetapi ada juga orang yang lebih ingin diatur secara internal.  Artinya pola istirahat dan variasi pekerjaannya ditentukan oleh tingkat kejenuhan yang ia rasakan.  Pengaturan secara internal ini tidak bermasalah sepanjang kita sudah memiliki prioritas pekerjaan yang jelas yang ada ‘di depan’ kita, sehingga setiap pekerjaan/aktivitas yang kita pilih, masuk ke dalam prioritas kerja kita.

Faktor ketiga adalah olah raga.  Umumnya ada 3 manfaat olah raga: olah raga untuk cardiovaskular, yaitu untuk jantung dan pembuluh darah kita.  Yang termasuk dalam olah raga jenis ini adalah joging, jalan cepat, bersepeda, renang selama kurang lebih 40 menit, 2 sampai 3 kali seminggu.   Peneliti dari Duke menemukan bahwa olah raga yang teratur mengurangi kecepatan penciutan frontal cortex kita yang merupakan fungsi eksekutif di dalam otak kita. (Scwartz, Be Exellent at Anything, hal. 81)

Olah raga untuk menjaga kekuatan otot, sendi dan tulang kita yang umumnya kita dapat pada ritual fitness yang benar.  Lalu olah raga untuk fun, yaitu berbagai olah raga permainan yang manfaatnya terutama pada menimbulkan kesenangan dan sosialisasi.

Charles Dunhigg dalam bukunya ‘The Power of Habit’ menyebutkan exercise, olah raga yang rutin dan kebiasaan kita untuk memonitor makanan yang kita makan merupakan keystone habit, sebuah kebiasaan yang akan mendorong terbentuknya kebiasaan-kebiasaan positif lainnya.  Seolah kedua kebiasaan utama itu memberikan signal pada diri kita bahwa kita serius menjaga kesehatan diri kita.

G. Suardhika

Trainer dari training Modern Time Management Jakarta

Close Menu
×

Hello!

Click one of our representatives below to chat on WhatsApp or send us an email to cs@produktivitasdiri.co.id

× Butuh info?