Edisi 162, Selasa 25 Juli 2017
Salah satu tugas perkembangan kita ketika bertambah usia adalah bertambah kematangan. Maturity. Maturity bisa diartikan sebagai kemampuan untuk mengenal diri, mengendalikan diri dan mengetahui apa yang penting yang ingin dicapainya. Maturity juga ditandai dengan kemampuan untuk mengelola internal process dengan baik.
Internal process pertama-tama terkait dengan pengenalan diri. Proses introspeksi diri akan membawa kita untuk memahami minat, kemampuan, purpose dan value kita. Sehingga kita akan lebih yakin dalam mencari dan memilih opportunity.
Internal process juga terkait dengan pemahaman akan berbagai emosi negatif yang sering muncul dan mengapa ia muncul. Bila kita dapat mengenali dan menjaga jarak dengannya, maka kita mulai dapat mengendalikannya sehingga emosi negatif itu tidak mudah muncul.
Maturity sebetulnya tidak selalu berarti calm mind. Orang yang selalu tampil tenang. Kita juga bisa menemukan orang dengan enerji yang tinggi, tetapi tetap dengan kematangan dalam bersikap dan bertindak. Kemampuan untuk menyalurkan emosinya secara proporsional dan efektif.
Pengelolaan internal process yang baik, memang membutuhkan kemampuan untuk melakukan refleksi atau introspeksi diri terus-menerus. Terutama ketika kita sedang merasakan perasaaan tidak enak tertentu. Kita perlu memahami apa yang menyebabkan? Apakah wajar? Apa yang perlu diperbaiki? Bagaimana ber-respond secara efektif di masa depan bila kita menghadapi keadaan yang sama.
Salah satu ciri dari seseorang yang sudah berdamai dengan dirinya sendiri adalah tidak adanya dorongan untuk selalu mencari kesibukan. Ia dapat melamun dan menikmati kesendiriannya (dalam batas yang normal, tentunya). Pada saat itu ia sudah menjadi sahabat dengan dirinya sendiri. Penerimaan diri yang tanpa syarat.
Pada saat itulah orang bisa fokus dengan interaction process-nya, sehingga bisa menikmati diri, menikmati present dan merasakan flow dalam berbagai aktivitas yang dia jalankan. Sehingga tidak sulit baginya untuk mengelola berbagai tugas yang ada dan menemukan prioritas pekerjaannya. Serta untuk berhubungan dengan orang lain dengan nyaman, karena ia dapat fokus pada relasinya dalam berinteraksi bukan berorientasi pada ego nya.
G. Suardhika
Trainer dari training Modern Time Management Jakarta
Leave a Reply