Edisi 318, 28 Juli 2020
Apakah ketika kita memilih tidur dan tidak menyelesaikan pekerjaan itu berarti procrastination? Bagaimana dengan jalan-jalan? Merapikan meja? Bercengkerama dengan anak? Pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak bisa dengan segera dijawab ‘ya’, karena tergantung kondisi yang ada. Tidur, misalnya, kalau kita memilih tidur karena sudah terlalu ngantuk/lelah dan sudah tidak bisa fokus menyelesaikan pekerjaan yang ada, bisa jadi hal tersebut bukan tindakan menunda yang negatif (procrastination).
Dengan demikian, procrastination bukan mengenai konten (aktivitasnya), tetapi konteks (timing dan alasan kita melakukan aktivitas tersebut). Pada umumnya, ketika kita melakukan aktivitas B, padahal ada aktivitas A yang lebih penting kita bisa disebut procrastinate. Namun, ketika kemudian kita memasukan konteks, kita sedang di rumah dan ada prioritas lain terkait relasi kita dengan keluarga, atau kita sedang sangat lelah, sehingga ada kebutuhan besar untuk mengistirahatkan diri. Berbagai pertimbangan itu, menyebabkan pilihan B merupakan pilihan prioritas sesuai konteks yang ada. Konteks ruang (dimana kita berada saat ini) dan waktu-lah yang mempengaruhi perubahan tersebut.
Dengan demikian, ‘merapikan meja’ bisa jadi bukan procrastinate, ketika meja kerja kita sudah begitu berantakan dan kita perlu merapikannya untuk dapat lebih nyaman bekerja. Dengan syarat, banyaknya aktivitas dan waktu yang kita gunakan untuk itu proporsional. Tetapi ketika kita merapikan meja secara berlebihan, apalagi bila kita melakukan itu karena menghindari melakukan aktivitas penting, maka itu menjadi procrastination.
Karena procrastination didefinisikan sebagai tidak melakukan A, tapi B, maka sebetulnya kita bisa mengatakan procrastination sebagai tidak melakukan sesuai prioritas. Untuk itu, kita perlu paham prioritas, dan perlu meletakannya dalam keseimbangan dimensi hidup. Bila itu tidak dilakukan maka kita akan selalu menganggap pekerjaan kantor lebih penting dari keperluan keluarga. Ingat adagium berikut: ‘kerja untuk keluarga atau keluarga untuk kerja?’
Kembali pada contoh berikut, pada saat ada pekerjaan kantor penting yang kita bawa pulang, dan anak mengajak kita bermain, awareness penuh diperlukan untuk dapat memilih prioritas dengan baik.
G. Suardhika
Trainer dari training Modern Time Management Jakarta
Leave a Reply