Edisi 315, 7 Juli 2020
Menentukan aktivitas penting tidak selalu mudah. Terutama karena aktivitas penting adalah sebuah moving target. Di kantor bisa jadi A (mengerjakan laporan itu paling penting), tetapi belum tentu di rumah. Bisa jadi A pada saat itu penting, tetapi belum tentu begitu ketika terjadi keadaan darurat, produksi berhenti, misalnya. Bisa jadi dia penting, tetapi bisa berubah ketika ada Bos Anda datang dan mengatakan Direksi memerlukan hal yang lain. Bisa jadi dia prioritas, tetapi belum tentu begitu ketika staf Anda datang dan share hal yang sangat personal yang terkait dengan pekerjaannya.
Tetapi, taruhlah berbagai faktor tadi kita hilangkan dan kita telah memutuskan bahwa pada saat ini A penting, apakah demikian? Tunggu dulu, setelah kita melihat perubahan situasi di luar, maka kita perlu menoleh ‘ke dalam diri’. Bagaimana kondisi kita saat ini, apakah kita dalam kondisi enerji dan waktu yang cukup untuk bisa mengerjakan hal tersebut dengan baik? Di sini memang ada beda tipis antara merasa malas dan memilih aktivitas sesuai dengan kondisi kita. Sekali lagi, hanya Anda dan evaluasi jangka panjang yang akan menentukan. Tetapi memaksakan diri untuk mengerjakan hal penting pada saat kondisi enerji dan emosi tidak tepat hanya akan membuat frustasi saja.
Karena kita bukan robot, dan salah satu tugas kemanusiaan kita adalah self compassion, memperlakukan diri kita dengan baik, karena dia bukan budak kita, tetapi ia adalah ‘partner hidup’ kita yang kita bawa terus dari mulai lahir sampai mati. Dan bila kita memperlakukan dia sebagai budak, maka sulit untuk berharap produktivitas optimal darinya.
Faktor terakhir setelah eksternal dan internal dalam menilai apakah sebuah penundaan itu positif atau negatif adalah lingkup aktivitas penting. Apakah kegiatan melakukan survei data sebelum kita menulis adalah penundaan? Kadang kita begitu tidak inginnya melakukan procrastination, sampai kita hanya melakukan survei seadanya pada saat ingin menulis tugas akhir ataupun menulis buku. Lalu ketika sampai pada saat menulis, kita merasa bingung apa yang ingin ditulis. Memahami lingkup aktivitas yang bisa dimasukan dalam menulis skripsi, misalnya, penting untuk menentukan mana aktivitas penting dan tidak. Survei yang memadai merupakan salah satu bagian dari aktivitas penting menulis, karenanya jangan kita terlalu menghukum diri kita dengan mengatakan kita tengah melakukan penundaan negatif dengan aktivitas tersebut.
Tetapi kapan kita tahu bahwa kita tengah berlebihan dalam survei atau tidak? Kembail lagi, hanya Anda dan evaluasi jangka panjang yang akan menentukan hal tersebut.
G. Suardhika
Trainer dari training Modern Time Management Jakarta
Leave a Reply