Win Individu: Gap Jalur Karir

Edisi 240, 6 November 2018

Dengan situasi seperti yang disebut dalam Jebakan Moda Survival pada edisi sebelumnya di atas, maka tentu sangat sulit untuk menggeser dari moda survival ke moda produktif.  Dari lose-lose ke win-win.  Seperti orang yang sudah terjebak di dalam lumpur tetapi karena ketidakberdayaannya lalu membangun sugesti bahwa inilah satu-satunya tempat yang baik buat dia. Nilai saya memang hanya segitu.

Teror psikologis ini memang tidak mudah diatasi.  Saya sendiri mengalami beberapa kali pada beberapa level yang berbeda.  Ketika berusaha untuk bergerak satu langkah lebih baik dalam moda karir saya, lalu berbagai kesulitan yang dialami membuat saya bertanya apakah ini sebuah egoisme pribadi dengan mengorbankan tanggung jawab saya, atau memang sebuah langkah tumbuh yang perlu terus dicoba.

Sebut saja ketika melakukan transisi dari karyawan (pada level senior manajer) ke wirausaha (dalam arti membangun sebuah perusahaan konsultansi), beberapa bulan tidak mendapat nilai proyek yang berarti telah membuat saya kembali pada jalur pencari kerja, setelah 2 posisi gagal diraih walau sudah sampai pada wawancara dengan Direksi, barulah usaha konsultansi saya mulai menunjukan hasil dan membuat saya kembali komit dengan rencana tersebut.

Ketika kita sedang dalam jalur tumbuh, untuk alignment dengan jalur karir kita, maka merasa ragu dan menilai ulang pilihan kita tampaknya sebuah situasi yang wajar terjadi.  Pada saat itu kita perlu mempunyai kejernihan untuk memahami apakah yang kita hadapi fakta dan realitas obyektif atau sekedar tantangan yang menjadi besar karena ketakutan dan kekhawatiran kita.  Membedakan diantara itu memang tidak mudah.  Dan inilah tantangan utama untuk bisa keluar dari moda survival.

Tantangan lainnya tentu keberanian untuk bermimpi dan terus memahami dan mencari apa yang bermakna yang ingin dicapai.  Jalur karir hanya terbentuk setelah kita memahami apa tujuan yang ingin dicapai.  Sebaiknya tujuan tidak hanya digambarkan dalam artian external reward, tetapi juga purpose, value & internal reward.  Bukan hanya dalam konteks rumah, kendaraan dan gaya hidup apa yang Anda inginkan.  Tetapi juga dalam arti kehidupan internal seperti apa?  Bagaimana tingkat kesibukan yang ada?  Apa pola kerja yang ada?  Kerjaan seperti apa yang diinginkan?  Bagaimana pembagian waktu untuk keluarga?  Dan seterusnya.

Dalam satu titik memang akan terjadi trade off antara seberapa keras kerja yang diperlukan dan seberapa nyaman kehidupan yang Anda inginkan, pemahaman akan prioritas hidup akan memudahkan Anda untuk memilih dalam persimpangan tersebut.

G. Suardhika

Trainer dari training Modern Time Management Jakarta

Leave a Reply

avatar
  Subscribe  
Notify of
Close Menu
×

Hello!

Click one of our representatives below to chat on WhatsApp or send us an email to cs@produktivitasdiri.co.id

× Butuh info?