Edisi 305, 25 Februari 2020
Anda mempunyai cita-cita menjadi pengusaha, lalu membuat perencanaan A dan B, lalu membuat survey A dan B, sampai 1, 2 atau bahkan beberapa tahun Anda tidak juga memulainya. Anda melakukan persiapan atau procrastinate?
Anda ingin menulis buku, Anda mempersiapkan berbagai outline, membaca berbagai buku referensi, mulai menulis beberapa puluh halaman, tetapi tetap saja Anda merasa belum puas untuk meluncurkan buku tersebut. Anda procrastinate atau delay?
Dalam kedua kasus di atas, terdapat batasan samar antara penundaan negatif atau positif. Dan hanya dengan kejujuran dalam mengevaluasi, kita bisa membedakannya.
Tidak ingin procrastinate lalu langsung memulai bisnis tanpa persiapan memadai, bisa memperbesar peluang untuk gagal dan merugikan berbagai pihak, termasuk orang-orang yang Anda cintai karena hilangnya waktu dan uang. Memulai menulis, mencetak dan mengedarkan buku yang kualitasnya rendah dan tidak banyak berbeda dengan yang ada di pasaran, bisa jadi hanya membuang-buang waktu, tenaga dan biaya. Apalagi bila Anda tidak dapat belajar dari pengalaman tersebut untuk hasil yang lebih baik.
Memang tidak memudah memastikan bagaimana bergerak dari titik A, posisi Anda saat ini, ke titik B, posisi yang Anda inginkan: pengusaha ataupun penulis yang sukses. Mempersiapkan dan menunda terlalu lama bisa jatuh pada procrastination, memulai sebelum cukup matang bisa jatuh pada kesia-siaan. Lalu bagaimana cara kita membedakannya?
Tidak mudah. Yang penting adalah dari waktu ke waktu Anda mendapatkan kejernihan mengenai apa yang sedang Anda lakukan, atau apa yang tengah Anda tunggu, atau apa yang Anda perlukan untuk bisa terus bergerak dari titik A1 ke A2, lalu ke A3 dan seterusnya sampai akhirnya Anda bisa berkata A sekian adalah B.
Suatu contoh yang lain, orang yang bilang ingin menjadi pengusaha, lalu merasa perlu menunggu sampai siap tanpa mengetahui apa kriteria siap, apa yang ia perlukan untuk siap, dan tanpa deadline yang jelas, maka hampir pasti ia hanya sekedar procrastinate.
Menunda karena ada yang perlu dipersiapkan, atau menunggu timing yang pas atau menunda untuk memperbaiki hasil, sah-sah saja asal Anda mempunyai batasan tenggat waktu dan mengetahui hasil yang realistis yang tengah Anda usahakan. Anda selalu mempunyai pilihan antara persiapan atau kaizen (perbaikan). Kadang kita perlu mempersiapkan, kadang kita perlu meluncurkan produk atau bisnis dulu dan kemudian melakukan perbaikan setelahnya.
G. Suardhika
Trainer dari training Modern Time Management Jakarta
Leave a Reply