Manfaat Procrastination (Mengapa orang Procrastinate?

Manfaat Procrastination (Mengapa orang Procrastinate?

Edisi 307, 24 Maret 2020

Marilah kita terima bahwa procrastination mempunyai manfaat.  Orang yang secara sistematik melakukan procrastination, dia melakukan itu karena merasakan manfaat tersebut, walaupun dalam jangka panjang merugikannya.

Setiap manusia membentuk comfort zone-nya.  Area nyaman tersebut diperlukan untuk orang bisa mempunyai cukup enerji untuk menjalankan harinya.  Mendisiplinkan diri membutuhkan willpower.  Willpower mengambil jumlah enerji yang besar sehingga umumnya tidak bisa digunakan terus-menerus.  Karena itu cara paling mudah untuk menjalankan hari adalah membentuk berbagai kebiasaan yang kita merasa nyaman melakukannya sehingga kita memerlukan sedikit enerji untuk melakukannya.  Baca juga Magnet dari Hal Menyenangkan (https://produktivitasdiri.co.id/magnet-dari-hal-menyenangkan-1/)

                Bila kita merencanakan hari dengan target yang tinggi, dan kebanyakan berisi apa yang harus dilakukan padahal kita tidak ingin melakukannya, maka hampir pasti itu berarti menyiapkan kegagalan karena akhirnya kita melakukan berbagai procrastination.  Kita perlu mendekati diri kita dengan kasih sayang, layaknya mendekati orang yang dicintai.  Psikolog Jordan Peterson menggambarkan hal ini dengan sangat baiknya di https://www.youtube.com/watch?v=NLVUXbdqjUw.

                Dengan demikian, kita dapat melihat procrastination sebagai cara diri untuk menyeimbangkan aktivitas yang dinilai tidak menyenangkan dengan apa yang ingin dilakukan.  Karena itu kalau kita banyak melakukan procrastination, bisa jadi kita masih gagal mendisain hari yang cukup nyaman buat kita. 

                Untuk mempermudah pembahasan, mari kita bayangkan 2 titik esktrim berikut.  Titik pertama adalah kita memaksa diri setiap hari melakukan berbagai hal yang tidak disuka.  Titik ekstrim yang lain adalah kita mendisain sebuah hari yang produktif dan nyaman buat dijalankan.  Pada titik pertama kita perlu memaksakan diri untuk mencapai produktivitas optimal.  Hal tersebut mungkin diraih tetapi dengan usaha luar biasa dan bisa jadi menimbulkan side effect serius karena kita membenci diri kita ketika tidak disiplin.  Pada titik kedua kita berhasil mendisain hari dan hidup kita sehingga kita melakukan lebih banyak hal yang ingin dilakukan.  Bila titik pertama bisa diibaratkan jalan menanjak, titik kedua adalah jalan menurun.

                Seperti pernah saya sampaikan pada tulisan saya sebelumnya (https://produktivitasdiri.co.id/eat-the-frog/), kita sebetulnya tidak perlu memakan katak yang ada di depan kita.  Paling tidak, tidak perlu terus-menerus melakukan hal tersebut.  Karena pertanyaan awal yang perlu diajukan adalah mengapa diantara makanan lezat yang ada (baca: pekerjaan yang menyenangkan yang bisa dilakukan) kita memilih menyediakan katak untuk dimakan (baca: kita memilih mendisain hari yang berisi pekerjaan yang kita benci).

                Dengan Flow of Productivity (https://produktivitasdiri.co.id/apa-itu-flow-of-productivity/)  sebetulnya kita berusaha mencapai hal tersebut dengan meng-align antara apa yang diinginkan dengan apa yang dilakukan, sehingga kita membangun hari dengan berbagai aktivitas yang bermakna.

G. Suardhika

Trainer dari training Modern Time Management Jakarta

Leave a Reply

avatar
  Subscribe  
Notify of
Close Menu
×

Hello!

Click one of our representatives below to chat on WhatsApp or send us an email to cs@produktivitasdiri.co.id

× Butuh info?