Edisi 259, 5 Maret 2019
Dari muda Warren Buffet sudah tertarik untuk menjadi investor, karenanya ia segera memilih mentor terbaik dan bekerja padanya, tanpa terlalu perduli akan kompensasi yang ia dapatkan.
Kecintaannya pada angka dan keuangan membuatnya begitu menikmati proses membangun kompetensi dalam memahami industri, perusahaan dan angka-angka keuangan perusahaan. Ia memahami bahwa ia bukan tipe investor yang senang dengan bermain saham jangka pendek, sehingga ia lebih memilih investasi dalam jangka panjang. Dan ternyata hal tersebutlah yang membuat ia menjadi salah satu orang terkaya di dunia.
Dengan pemahaman akan workstyle yang ia inginkan ia membangun bisnisnya tetap di kota kecil dimana ia dilahirkan dan membangun tim kecil untuk keperluan tersebut. Sehingga ia dapat menikmati hari yang santai, jauh dari hiruk pikuk bursa saham, walaupun ia mendapatkan uang banyak dari sana.
Bagaiamana dengan lifestyle? Masih dengan kendaraan tua yang sama, rumah tua yang sama, makan di restoran di kota kecilnya dan tidak memiliki jet pribadi. Bila sukses diartikan sebagai kekayaan, maka tidak ada orang yang membantah keberhasilan dia menjadi salah satu orang terkaya di dunia. Tetapi kalau keberhasilan dinilai sebagai gaya hidup tinggal di istana yang mewah dan berpergian dengan jet pribadi, maka Buffet memilih tidak melakukan itu, walau ia mampu melakukan itu.
Ia begitu paham dengan dirinya dan begitu menikmati ekspresi dirinya dalam workstyle dan lifestyle-nya.
G. Suardhika
Trainer dari training Modern Time Management Jakarta
Leave a Reply