Prokrastinasi merupakan sebuah topik yang cukup kompleks. Untuk memahaminya diperlukan pembahasan dari berbagai sisi hingga didapat gambaran yang lebih jelas. Pada seri ini kita akan mencoba mendiskusikan berbagai perspektif tersebut lebih dalam agar dapat memahami prokrastinasi secara lebih integratif.
Pada perspektif pertama, kita akan membahas pemahaman bahwa prokrastinasi adalah upaya manusia untuk coping dalam menghadapi tekanan hidupnya. Coping atau penyesuaian diri tentunya merupakan suatu hal yang positif, ia dilakukan agar kita bisa tetap ‘hidup sehat’. Walaupun bertujuan positif, namun kalau kita tidak mengatasi sumber masalahnya yang ada di hulu, di akar masalah, sehingga kita terus-menerus menggunakan mekanisme prokrastinasi maka efek jangka panjangnya tentu akan cukup fatal.
Perspektif kedua menyebutkan prokrastinasi terkait dengan kecenderungan untuk membela kepentingan jangka pendek atau giving in to feel good, menunda melakukan sesuatu yang penting agar mendapatkan kesenangan sekarang. Dalam pemahamannya, juga terdapat upaya coping di sana, tetapi dalam perspektif ini penekanannya pada skope yang lebih singkat, apa yang menyebabkan kita dari suatu saat ke saat lain menyerah kepada dorongan emosi sesaat, walaupun sebetulnya tidak ada kebutuhan coping yang cukup jelas di sana.
Perspektif berikutnya terkait dengan kegagalan mengeksekusi, baik ketika mengerjakan suatu tugas tertentu, sebuah proyek atau bahkan sebuah rencana besar yang penting bagi karir dan hidup seseorang. Ketika seseorang sudah komit terhadap suatu hal yang penting bagi hidupnya, namun kemudian ia melakukan prokrastinasi sehingga gagal untuk mengeksekusinya dengan optimal.
Setelah membahas ketiga perspektif tersebut, yang melihat prokrastinasi dari perspektif horisontal, maka seri ini akan ditutup dengan satu tulisan mengenai prokrastinasi dalam perspektif vertikal, dimana kita melihat prokrastinasi dari mikro ke makro, mulai dari level satu aktivitas, beberapa aktivitas, sampai dalam perpsektif hidup.
Terdapat tumpang tindih yang cukup besar antara berbagai perspektif tersebut, bahkan mungkin juga dirasakan pengulangan antara satu dengan lainnya. Semoga pengulangan tersebut membantu kita menggapai pemahaman yang lebih dalam mengenai prokrastinasi.
G. Suardhika
Trainer dari training Modern Time Management Jakarta
Isi dari seri tulisan ini adalah:
- Edisi 345, 03 Agustus 2021 : Perspektif Pertama, Prokrastinasi sebagai Mekanisme Coping (1)
- Edisi 346, 17 Agustus 2021 : Prokrastinasi di Kotak Minimal dan Kotak Produktif
- Edisi 347, 31 Agustus 2021 : Prokrastinasi sebagai Mekanisme Coping (2)
- Edisi 348, 14 September 2021 : Perspektif Kedua, Giving in To Feel Good
- Edisi 349, 28 September 2021 : Bias forecasting
- Edisi 350, 12 Oktober 2021 : Impulsivity
- Edisi 351, 26 Oktober 2021 : Perspektif Ketiga, Kegagalan mencapai Tujuan
- Edisi 352, 09 November 2021 : Toleransi terhadap Ketidakjelasan
- Edisi 353, 23 November 2021 : Perspektif Vertikal Prokrastinasi
Leave a Reply